Sabtu, 07 Juni 2008

1 Desember 2007

Sekarang untuk selamanya

Semalam kamu sangat berharap sekali agar aku bangun dan menemanimu untuk makan bubur di tempat favorit kita. Kamu berharap sekali agar aku menemanimu karena kamu tahu sekali kebiasaanku yang malas sekali untuk bangun pagi. Entah kenapa bagiku bangun pagi itu tidak menyenangkan tapi anehnya setelah keluar dari kosanku yang begitu sesak dan bau pada waktu pagi hari selalu aku dapat merasakan sensasi yang bagiku itu terasa indah dan nyaman. Aku dapat merasakan sejuknya udara pagi hari di jatinagor dan betapa memujanya aku kepada heningnya pagi disekitar kosanku. Akhirnya pada malam itu lewat SMS aku mengiyakan ajakannya untuk sarapan bersama ditempat favorit kita.

Jam 7 pagi aku sudah terbangun dikarenakan alarm pada handphoneku berbunyi. Memang pada malam hari itu aku sudah siap dan rela diriku dibangunkan oleh alarm Handphoneku yang sengaja aku setel. Bangun pagi memang menyebalkan apalagi dibangunkan oleh alarm sebuah alat pengingat waktu yang di ciptakan oleh peradaban ini yang selalu saja mengganggu tidur nyenyakku. Alarm pun disetel oleh kita sebenarnya dikarenakan kita sendiri tidak mampu bangun pada waktu yang telah ditetapkan oleh orang diluar diri kita.Hampir segala rutinitas kita terpaku oleh waktu dan juga hampir semua rutinitas kita dimulai dengan waktu dan diselesaikan dengan waktu..Waktu buatku eksis disaat orang mulai patuh terhadap suatu sistem yang memuja sistem waktu padahal alangkah indahnya apabila kita hiraukan waktu lantas hidupi diri kita dengan sepenuhnya tanpa terikat oleh detik,menit dan jam.Ya, kita hargai tidur nyenyak kita,tidur secukupnya lantas bangunlah kita dan lakukanlah apa yag membuat dirimu hidup dan senang. Berjalan-jalan atau mungkin habiskan waktu bareng teman sambil menikmati kopi di suatu tempat.

“aku sudah sampai”begitu bunyi sms darimu lantas aku bergegas bersiap-siap untuk pergi kesana.kupakai celanaku dan kupakai pula sweater belel milik kakaku. Setelah kubuka pintu, perutku terasa sakit sekali rasanya, yang aku pikirkan saat itu hanya satu “aku harus ke kamar mandi dulu sebelum bertemu dengan dirinya”. Penyakit ini selalu menghantuiku, selalu.Mau tidak mau sesudah bangun pagi aku biasanya harus bolak-balik ke kamar mandi sebanyak 3 kali untuk buang air. Sesudah itu barulah aku siap untuk melakukan aktifitasku.


Setelah perutku terasa enakan lantas aku bergegas menuju tempat yang telah kita janjikan. Aku mencarimu di tempat itu,kutemukan dirimu sudah berada di meja makan bukan di tempat biasa yang selalu kita singgahi. Di sana kulihat dirimu sedang menyuap makan yang telah kamu pesan sebelumnya. Disamping kamu ternyata ada satu kursi kosong dan ada makanan yang sudah dipesan yang diatasnya ditutupi plastik bening. Dalam hati aku berkata”oh,itu mungkin makanan buatku” segera aku duduk lalu kubuka plastik bening itu seraya aku mengambil lada,lalu kecap dan membubuhi sedikit makananku dengan kecap asin. Aku menyuapkan makanan tersebut ke dalam mulutku,kuberkata dalam hatiku”waw sempurna”. Tapi setelah itu ada yang membuatku merasa sepertinya ada yang kurang sempurna.”Tempatnya”aku berpikir seperti itu.”yang pindah yuk aku ga mau duduk disini mendingan di tempat biasa aja” kataku “yaudah”katanya. Kita pindah yang tidak jauh dari situ sambil membawa makanan kita masing-masing. Kita makan dengan lahap. Aku menikmati makanan itu tapi dia, aku rasa tidak karena dia berkata”ah aku mau mesen lagi deh buat dikosan ak ga puas soalnya td bubur yg ak pesen kepedesan!””gila lo” jawabku. Sesudah minum dan membayar makanan tersebut aku menerima ajakannya untuk menemaninya pada hari ini. Dia sedang sakit dan apabila sedang sakit dia selalu saja manja dan aku hafal sekali sifatnya yang satu ini.


Sesampai dikosannya kita berdua mencuci kaki dan itu wajib hukumnya teruntuk untuk siapapun yang datang kekosannya termasuk diriku yang notabenenya seorang kekasihnya. Hal itu wajib hukumnya karena dia orangnya sangat menghargai kebersihan khususnya di kamar kosannya beda denganku,kosanku sangat kotor dan berdebu.Setelah mencuci kaki aku menyuruhnya untuk meminum obat yang aku berikan kepadanya,.Dia menurutinya,dia meminum obatnya. Aku menyuruhnya untuk tidur dan tidak les bahasa prancis pada hari ini melihat keadaannya yang pada hari ini tidak jauh beda dengan yang kemarin dan juga dikarenakan jarak yang harus ditempuh begitu jauh Jatinangor-Bandung,jarak yang tidak wajar apabila ditempuh oleh orang yang sedang sakit. Tapi tetap saja dia bersih keras untuk pergi dikarenakan pada pertemuan berikutnya akan diadakan ujian kenaikan tingkat.


Kita berdua berusaha tidur. Dia sudah mulai tertidur sedangkan aku hanya berusaha tidur.Tiba-tiba perutku sakit lagi,aku mau buang air tapi aku tidak mau mengganggu tidurnya karena aku mempunyai kebiasaan buruk apabila buang air aku harus menyalakan kran air dan itu pasti membuat suasana dia menjadi tidak nyaman tapi apa boleh buat dorongan menuju kekamar mandi begitu kuat dan tidak bisa ditahan.Setelah selesai dengan ritualku aku berbenah,aku ingin pulang dan tidak ingin mengganggunya lagi.Aku menutup gorden yang tadinya terbuka setengah secara perlahan.Tiba-tiba dia terbangun dan berkata”yang mau kemana aku mau ditemenin sama kamu aku kan sakit” aku tidak berkata apa-apa dan aku lantas menghampirinya dengan segera.Ya,your wish is my command hun.


Aku menidurkan diriku tepat disamping dirinya dengan posisi tengkurap seraya dengan tidak bosannya diriku untuk terus membujuknya agar tidak les bahasa Prancis pada hari ini mengingat badannya yang masih panas dan batuknya yang juga belum sembuh. Dia tetap berkata”aku mau les soalnya sebentar lagi ujian”, “kan kamu masih sakit yang”jawabku Mau tahu tanggapannya tapi ternyata.dia tidak menjawab sepatah katapun karena dia terkonsentrasi pada acara televisi. Tiba-tiba dia berkata padaku”yang hari ini kan tanggal 1 wah kita sembilan bulanan nih”seperti biasa pula setiap bulannya aku hanya membalas dengan senyuman. Menurutku hari jadi yang tiap bulannya dirayakan oleh sepasang kekasih buatku hari tersebut biasa-biasa saja karena menurutku tidak ada istimewanya sama dengan hari lainnya.Mungkin menurut dia aku termasuk lelaki yang aneh karena selalu lupa dengan hari jadi kita berdua dan setiap bulannya pada hari tersebut tidak satu hadiah pun ada di tangannya ataupun di kamar kosannya.Tak ada yang marah,tak ada yang senang dan tak ada yang berharap kado pada saat hari jadi ini.Mungkin.

Setelah dia berhasil mengingatkan pada hari jadi kita dia lantas mengambil Handphonenya yang pada awalnya aku tidak tahu dia akan menelfon siapa.Tiba-tiba dia berbicara bahasa Prancis, “oh guru lesnya” pikirku. Setelah dengar pembicaraan yang dilakukan oleh dia dan gurunya ternyata dia meminta izin untuk tidak masuk pada hari ini dan ternyata toh hari ujian jatuhnya pada tanggal 22 Desember bukan pada hari ini setelah saya berhasil mengupingi percakapan mereka.


Beberapa menit kemudian ada telfon masuk dari Handphonenya. Aku tidak mengupinginya kali ini.Malas saja aku terus mengupingi percakapan dia. Tanpa diminta dia menjelaskannya apa yang dia bicarakan barusan,temannya ingin meminjam duit,wajar ini awal bulan dan seperti biasanya anak kosan yang masih dihidupi oleh orang tuanya biasanya dikirimi uang sekitar tanggal 3-5. Sekitar 15 menit kemudian ada yang mengetuk pintu kamar, “ah mungkin dia”pikirku ternyata benar.Dengan tidak basa-basinya temannya dia lantas menghampiri ranjangya sambil tidur-tiduran. Karena mereka sibuk membicarakan masalah kuliahnya lantas aku mengambil rokok dan mulai membakarnya di depan pintu kamarnya. aku malas lagi membicarakannya semuanya ditulisan ini. Aku tambah sadar bahwa ternyata aku sudah mulai membatasi diriku dengan dunia ini. Sebuah konsekuensi yang harus aku terima karena dibalik tulisan ini ada pembicaraan antara kita berdua mengenai masa depan dan aku terlalu malas untuk membicarakan maupun menulisnya.


Tidak ada komentar: