Sabtu, 07 Juni 2008

KOMODITI

Nilai pakai,Nilai tukar dan Waktu kerja sosial


Di zaman sewaktu saya kecil marak anak-anak seumuran saya yang mempunyai hobi mengkoleksi kartu Dragonball.Saat itu ada salah satu satu anak dari komunitas bermain kita yang sama juga hobi mengkoleksi kartu tersebut. Dia mempunyai banyak sekali kartu Dragonball yang eksklusif(bagi kita pada saat itu kartu yang eksklusif itu ialah kartu yang kesemua sisinya dibalut oleh hologram). Ya sangatlah wajar menurut saya saat itu dia mempunyai begitu banyak kartu Dragonball yang eksklusif, karena diantara komunitas bermain kita memang yang paling berada perekonomian keluarganya ialah anak itu.


Pada suatu waktu saya mempunyai kartu Dragonball yang saya dapatkan dengan cara mencuri di lapak depan sekolah saya. Saya mendapatkan tiga buah kartu tapi pada saat itu saya tidak puas dikarenakan apa yang saya dapat kesemuanya bergambar tokoh baik sedangkan saya pribadi sedang mencari tokoh jahat . Dengan tidak puas saya berjalan, saya dihampiri oleh teman saya yang mempunyai banyak kartu Dragonball eksklusif tersebut dia menanyakan “apa yang kau pegang dip?” lantas saya menjawabnya “ini kartu Dragonball” lantas dia mengambil kartu tersebut dari tangan saya dan langsung melihatnya. Dengan seketika dia berkata ke saya dia menginginkan ketiga kartu tersebut. Saya menjawab “ enak saja! Tukaran dong dengan kartu kamu. Tanpa memikirkan apa-apa dia mengiyakan perkataan saya. Dengan segera saya langsung mencari kartu eksklusif apa yang saya inginkan. Saya akhirnya mendapatkannya satu kartu eksklusif bergambar tokoh jahat ditukar dengan tiga kartu Dragonball yang tidak ekslusif.


Dari pengalaman saya tersebut itulah yang disebut barang komoditi. Sesuatu yang di luar diri kita yang dapat memenuhi kebutuhan manusia satu sama lain dan untuk mendapatkan harus menggunakan usaha dan juga benda yang dijadikan komoditi tersebut ialah hasil dari pengejawantahan kerja manusia. Dia mempunyai nilai pakai dan nilai tukar. Nilai pakai ialah suatu yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Nilai pakai ada disaat komoditi itu dapat dikonsumsi dan dinikmati jadi apabila suatu benda tidak dapat dikonsumsi ataupun dinikmati itu tidak ada nilai pakainya maka benda itu tidak masuk kedalam definisi barang komoditi. Seperti contoh cerita saya di atas di saat saya mempunyai tiga kartu yang tidak saya sukai dan ternyata teman saya sukai. Dan teman saya juga sebaliknya dia mempunyai satu kartu eksklusif yang dianggap oleh teman saya biasa saja dan saya menginginkannya maka dari situ keluar kata sepakat. Sepakat untuk menukarkannya. Demi konsumsi dan kenikmatan satu sama lain. Itulah kegunaan nilai pakai. Sedangkan nilai tukar ialah suatu jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan nilai pakai tertentu dengan nilai pakai lain.Contoh: tiga kartu saya ditukar dengan satu kartu ekslusif teman saya atau contoh lainnya satu intan yang sebesar gundu ditukar dengan 20 karung beras. Apabila kita melihat dari contoh tersebut dan kita telaah kembali kenapa setiap pertukaran tersebut jumlah atau bilangannya selalu berbeda. Apa yang bisa mendamaikan kedua nilai pakai tersebut? Hal apa yang dapat mereduksi kedua nilai pakai tersebut sehingga menjadikan keduanya setara. Jawabannya ialah waktu kerja sosial. Yang dimaksud disini bukan kerja individu. Yang dimaksud ialah waktu rata-rata yang diperlukan oleh masyarakat sesuai dengan keterampilan dan kepandaian pekerja untuk memproduksi barang tersebut. Secara sederhana: kenapa bisa satu intan yang sebesar gundu bisa ditukar dengan 20 karung beras padahal jelas-jelas kuantitasnya berbeda.itu dikarenakan dalam mencari,menggali dan memproduksinya menjadi sebuah intan tersebut dibutuhkan waktu yang cukup lama dan banyak memakan biaya.Beda halnya dengan beras. Kita tinggal mencari lahan subur lantas kita tanami gabah dan kita rawat sampai padi tersebut matang.


Adapun kata Marx ada sebuah benda mempunyai nilai pakai tapi itu bukan komoditi karena kegunaannya tidak diperantarai kerja. Yang masuk dalam kategori ini ialah udara, sinar matahari dan hutan yang tumbuh liar.


Kerja: Kerja real dan kerja abstrak


Kerja disini ialah sebagai pencipta nilai pakai. Sesuatu yang awalnya tidak berguna lalu dibuat oleh manusia menjadi suatu yang berguna untuk orang itu ataupun orang lain itulah yang dinamakan kerja. Contoh ketika gelonggongan kayu belum disentuh oleh seorang pandai kayu, gelonggongan tetaplah gelonggongan tapi setelah dikerjakan dan menjadikannya menjadi sebuah kursi yang bisa digunakan. Itulah yang dimaknai sebagai kerja.


Di dalam kerja ada juga watak rangkap . Yang pertama ada yang dinamakan Kerja real. Kerja real ialah apa yang dihasilkan manusia dinilai dari nilai pakai yang kualitatif yang dalam artiannya apabila ada dua komoditi sebagai contoh satu celana jeans sama dengan 3 m bahan celana jeans disini dikatakan sangat wajar dikarenakan 3 m bahan celana jeans itu separuh pekerjaan dalam membuat celana jeans.


Beda halnya dengan kerja abstrak yang melihat kerja sebagai suatu nilai. Yang terkandung di dalamnya kuantitas kerja. Seberapa lama waktu dalam produktivitas dua contoh komoditi tersebut maka disana akan terlihat kesetaraan dua komoditi tersebut.






Tidak ada komentar: