Ikan-ikan dalam telaga menyaksikan
betapa besar penderitaan
Ikan pertama yang memberanikan diri
Keluar dari telaga;
Akhirnya mati klepek-klepek,
Kehabisan tenaga,
Karena tak terbiasa hidup
Tanpa air,di luar telaga
Hingga berabad-abad kemuudian,
Tak seekor pun ikan yang berani keluar.
Tapi,pada suatu hari;
Seekor ikan pemberani
Memberanikan diri lagi.
Dan,ia pun mati.
Ikan-ikan lain mencatat dalam
Kitab yang mereka sucikan;
“Tak ada kebenaran di luar sana,
satu-satunya kebenaran,telaga ini.”
Bila ada ikan yang berani keluar,
Akan diberi peringatan.
Bila ia tetap mau keluar,
Dijatuhi hukuman mati.
Dalih para tua dan pejabat terasa masuk akal:
“ Dari pada menderita di luar sana,baru mati,
Lebih baik mati dalam air, Di sini.”
Entah berapa abad kemudian,
Seekor Ikan Pemberani
Memimpikan kembali
Dunia di luar telaga.
Para tua dan pejabat mengancamnya:
“mimpimu jahat,haram.
Ikan-ikan tak diperkenankan bermimpi
Seperti itu.”
Sang Pemberani menjawab:
“Aku tak dapat berhenti memimpikan dunia di luar telaga.
Aku juga tak mampu menahan
Lagi jiwaku yang siap berontak.”
Tanpa menunggu izin para tua dan pejabat,
Ia langsung melemparkan dirinya
Keluar dari telaga……….
Tanpa air,dia pun menderita,
Klepek,klepek,klepek……
Tapi,dia tidak mati……….
Dia hidup.
****
Banyak cerita yang aku dapat mengenai pengorbanan seseorang, sekelompok orang atau masyarakat demi sebuah keyakinan mereka. Bahkan mereka rela menjadikan tubuh mereka persembahan yang pertama untuk semua itu. Darah,keringat,pikiran,dan tangisan yang mereka keluarkan mereka anggap sebagai tahapan demi pencapaian sebuah kebahagiaan. Dan itu semua tidak berarti apa-apa, yang berarti buat mereka ialah apa yang mereka artikan sendiri bukan orang lain yang mengartikannya.
Aku mudah-mudahan tahu rasa itu karena sesekali aku pernah merasakannya. Aku tahu terkadang kita rapuh,kita bimbang,kita takut,dan kita juga terkadang menangis sendirian di tengah arus peradaban yang sudah tidak menghargai manusia satu sama lainnya.
KAMU TIDAK SENDIRIAN;
Banyak yang berada di sisimu. Muhammad yang meminta selimut kepada istrinya karena gemetar di saat ia tahu bagaimana cara merombak “nilai” di masyarakatnya, Yesus yang disiksa dan disalib,Siddharta yang memutuskan untuk keluar dari kerajaannya yang megah,Arjuna yang ragu-ragu di perang kurukshetranya, mereka yang membangun jaringan untuk menolak pasar bebas, mereka yang menolak penggusuran,mereka yang membangun sekolah alternatif, dan masih banyak lagi yang lainnya yang sebenarnya sama rasa dengan kamu.
Karena aku yakin sampai saat ini orang-orang dulu yang berjuang dan yakin terhadap apa yang mereka lakukan tidak memikirkan ataupun mengharapkan pahala dan surga yang konon di dalamnya terdapat permaisuri-permasuri cantik yang siap melayani kita. Karena Aku juga yakin sampai saat ini terhadap mereka yang masih hidup dan tetap berjuang. Mereka sudah tidak lagi mengharapkan turunnya Ratu Adil ataupun Imam Mahdi ke muka bumi ini.
Yang mereka dan kamu yakini ialah apa yang kamu dan mereka lakukan.Mereka dan kamu akan terus berdialektik mengikuti gerak alam semesta.Gerak yang berputar, gerakan yang tak berujung,gerakan yang melebur menuju titik sentral.