Sabtu, 14 Juni 2008

Sadhana - Jihad akbar



Ikan-ikan dalam telaga menyaksikan

betapa besar penderitaan

Ikan pertama yang memberanikan diri

Keluar dari telaga;

Akhirnya mati klepek-klepek,

Kehabisan tenaga,

Karena tak terbiasa hidup

Tanpa air,di luar telaga


Hingga berabad-abad kemuudian,

Tak seekor pun ikan yang berani keluar.


Tapi,pada suatu hari;

Seekor ikan pemberani

Memberanikan diri lagi.

Dan,ia pun mati.


Ikan-ikan lain mencatat dalam

Kitab yang mereka sucikan;

Tak ada kebenaran di luar sana,

satu-satunya kebenaran,telaga ini.”


Bila ada ikan yang berani keluar,

Akan diberi peringatan.

Bila ia tetap mau keluar,

Dijatuhi hukuman mati.

Dalih para tua dan pejabat terasa masuk akal:

Dari pada menderita di luar sana,baru mati,

Lebih baik mati dalam air, Di sini.”


Entah berapa abad kemudian,

Seekor Ikan Pemberani

Memimpikan kembali

Dunia di luar telaga.


Para tua dan pejabat mengancamnya:

mimpimu jahat,haram.

Ikan-ikan tak diperkenankan bermimpi

Seperti itu.”


Sang Pemberani menjawab:

Aku tak dapat berhenti memimpikan dunia di luar telaga.

Aku juga tak mampu menahan

Lagi jiwaku yang siap berontak.”

Tanpa menunggu izin para tua dan pejabat,

Ia langsung melemparkan dirinya

Keluar dari telaga……….


Tanpa air,dia pun menderita,

Klepek,klepek,klepek……

Tapi,dia tidak mati……….

Dia hidup.


****



Banyak cerita yang aku dapat mengenai pengorbanan seseorang, sekelompok orang atau masyarakat demi sebuah keyakinan mereka. Bahkan mereka rela menjadikan tubuh mereka persembahan yang pertama untuk semua itu. Darah,keringat,pikiran,dan tangisan yang mereka keluarkan mereka anggap sebagai tahapan demi pencapaian sebuah kebahagiaan. Dan itu semua tidak berarti apa-apa, yang berarti buat mereka ialah apa yang mereka artikan sendiri bukan orang lain yang mengartikannya.


Aku mudah-mudahan tahu rasa itu karena sesekali aku pernah merasakannya. Aku tahu terkadang kita rapuh,kita bimbang,kita takut,dan kita juga terkadang menangis sendirian di tengah arus peradaban yang sudah tidak menghargai manusia satu sama lainnya.


KAMU TIDAK SENDIRIAN;


Banyak yang berada di sisimu. Muhammad yang meminta selimut kepada istrinya karena gemetar di saat ia tahu bagaimana cara merombak “nilai” di masyarakatnya, Yesus yang disiksa dan disalib,Siddharta yang memutuskan untuk keluar dari kerajaannya yang megah,Arjuna yang ragu-ragu di perang kurukshetranya, mereka yang membangun jaringan untuk menolak pasar bebas, mereka yang menolak penggusuran,mereka yang membangun sekolah alternatif, dan masih banyak lagi yang lainnya yang sebenarnya sama rasa dengan kamu.


Karena aku yakin sampai saat ini orang-orang dulu yang berjuang dan yakin terhadap apa yang mereka lakukan tidak memikirkan ataupun mengharapkan pahala dan surga yang konon di dalamnya terdapat permaisuri-permasuri cantik yang siap melayani kita. Karena Aku juga yakin sampai saat ini terhadap mereka yang masih hidup dan tetap berjuang. Mereka sudah tidak lagi mengharapkan turunnya Ratu Adil ataupun Imam Mahdi ke muka bumi ini.


Yang mereka dan kamu yakini ialah apa yang kamu dan mereka lakukan.Mereka dan kamu akan terus berdialektik mengikuti gerak alam semesta.Gerak yang berputar, gerakan yang tak berujung,gerakan yang melebur menuju titik sentral.













Sabtu, 07 Juni 2008

KOMODITI

Nilai pakai,Nilai tukar dan Waktu kerja sosial


Di zaman sewaktu saya kecil marak anak-anak seumuran saya yang mempunyai hobi mengkoleksi kartu Dragonball.Saat itu ada salah satu satu anak dari komunitas bermain kita yang sama juga hobi mengkoleksi kartu tersebut. Dia mempunyai banyak sekali kartu Dragonball yang eksklusif(bagi kita pada saat itu kartu yang eksklusif itu ialah kartu yang kesemua sisinya dibalut oleh hologram). Ya sangatlah wajar menurut saya saat itu dia mempunyai begitu banyak kartu Dragonball yang eksklusif, karena diantara komunitas bermain kita memang yang paling berada perekonomian keluarganya ialah anak itu.


Pada suatu waktu saya mempunyai kartu Dragonball yang saya dapatkan dengan cara mencuri di lapak depan sekolah saya. Saya mendapatkan tiga buah kartu tapi pada saat itu saya tidak puas dikarenakan apa yang saya dapat kesemuanya bergambar tokoh baik sedangkan saya pribadi sedang mencari tokoh jahat . Dengan tidak puas saya berjalan, saya dihampiri oleh teman saya yang mempunyai banyak kartu Dragonball eksklusif tersebut dia menanyakan “apa yang kau pegang dip?” lantas saya menjawabnya “ini kartu Dragonball” lantas dia mengambil kartu tersebut dari tangan saya dan langsung melihatnya. Dengan seketika dia berkata ke saya dia menginginkan ketiga kartu tersebut. Saya menjawab “ enak saja! Tukaran dong dengan kartu kamu. Tanpa memikirkan apa-apa dia mengiyakan perkataan saya. Dengan segera saya langsung mencari kartu eksklusif apa yang saya inginkan. Saya akhirnya mendapatkannya satu kartu eksklusif bergambar tokoh jahat ditukar dengan tiga kartu Dragonball yang tidak ekslusif.


Dari pengalaman saya tersebut itulah yang disebut barang komoditi. Sesuatu yang di luar diri kita yang dapat memenuhi kebutuhan manusia satu sama lain dan untuk mendapatkan harus menggunakan usaha dan juga benda yang dijadikan komoditi tersebut ialah hasil dari pengejawantahan kerja manusia. Dia mempunyai nilai pakai dan nilai tukar. Nilai pakai ialah suatu yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Nilai pakai ada disaat komoditi itu dapat dikonsumsi dan dinikmati jadi apabila suatu benda tidak dapat dikonsumsi ataupun dinikmati itu tidak ada nilai pakainya maka benda itu tidak masuk kedalam definisi barang komoditi. Seperti contoh cerita saya di atas di saat saya mempunyai tiga kartu yang tidak saya sukai dan ternyata teman saya sukai. Dan teman saya juga sebaliknya dia mempunyai satu kartu eksklusif yang dianggap oleh teman saya biasa saja dan saya menginginkannya maka dari situ keluar kata sepakat. Sepakat untuk menukarkannya. Demi konsumsi dan kenikmatan satu sama lain. Itulah kegunaan nilai pakai. Sedangkan nilai tukar ialah suatu jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan nilai pakai tertentu dengan nilai pakai lain.Contoh: tiga kartu saya ditukar dengan satu kartu ekslusif teman saya atau contoh lainnya satu intan yang sebesar gundu ditukar dengan 20 karung beras. Apabila kita melihat dari contoh tersebut dan kita telaah kembali kenapa setiap pertukaran tersebut jumlah atau bilangannya selalu berbeda. Apa yang bisa mendamaikan kedua nilai pakai tersebut? Hal apa yang dapat mereduksi kedua nilai pakai tersebut sehingga menjadikan keduanya setara. Jawabannya ialah waktu kerja sosial. Yang dimaksud disini bukan kerja individu. Yang dimaksud ialah waktu rata-rata yang diperlukan oleh masyarakat sesuai dengan keterampilan dan kepandaian pekerja untuk memproduksi barang tersebut. Secara sederhana: kenapa bisa satu intan yang sebesar gundu bisa ditukar dengan 20 karung beras padahal jelas-jelas kuantitasnya berbeda.itu dikarenakan dalam mencari,menggali dan memproduksinya menjadi sebuah intan tersebut dibutuhkan waktu yang cukup lama dan banyak memakan biaya.Beda halnya dengan beras. Kita tinggal mencari lahan subur lantas kita tanami gabah dan kita rawat sampai padi tersebut matang.


Adapun kata Marx ada sebuah benda mempunyai nilai pakai tapi itu bukan komoditi karena kegunaannya tidak diperantarai kerja. Yang masuk dalam kategori ini ialah udara, sinar matahari dan hutan yang tumbuh liar.


Kerja: Kerja real dan kerja abstrak


Kerja disini ialah sebagai pencipta nilai pakai. Sesuatu yang awalnya tidak berguna lalu dibuat oleh manusia menjadi suatu yang berguna untuk orang itu ataupun orang lain itulah yang dinamakan kerja. Contoh ketika gelonggongan kayu belum disentuh oleh seorang pandai kayu, gelonggongan tetaplah gelonggongan tapi setelah dikerjakan dan menjadikannya menjadi sebuah kursi yang bisa digunakan. Itulah yang dimaknai sebagai kerja.


Di dalam kerja ada juga watak rangkap . Yang pertama ada yang dinamakan Kerja real. Kerja real ialah apa yang dihasilkan manusia dinilai dari nilai pakai yang kualitatif yang dalam artiannya apabila ada dua komoditi sebagai contoh satu celana jeans sama dengan 3 m bahan celana jeans disini dikatakan sangat wajar dikarenakan 3 m bahan celana jeans itu separuh pekerjaan dalam membuat celana jeans.


Beda halnya dengan kerja abstrak yang melihat kerja sebagai suatu nilai. Yang terkandung di dalamnya kuantitas kerja. Seberapa lama waktu dalam produktivitas dua contoh komoditi tersebut maka disana akan terlihat kesetaraan dua komoditi tersebut.






1 Desember 2007

Sekarang untuk selamanya

Semalam kamu sangat berharap sekali agar aku bangun dan menemanimu untuk makan bubur di tempat favorit kita. Kamu berharap sekali agar aku menemanimu karena kamu tahu sekali kebiasaanku yang malas sekali untuk bangun pagi. Entah kenapa bagiku bangun pagi itu tidak menyenangkan tapi anehnya setelah keluar dari kosanku yang begitu sesak dan bau pada waktu pagi hari selalu aku dapat merasakan sensasi yang bagiku itu terasa indah dan nyaman. Aku dapat merasakan sejuknya udara pagi hari di jatinagor dan betapa memujanya aku kepada heningnya pagi disekitar kosanku. Akhirnya pada malam itu lewat SMS aku mengiyakan ajakannya untuk sarapan bersama ditempat favorit kita.

Jam 7 pagi aku sudah terbangun dikarenakan alarm pada handphoneku berbunyi. Memang pada malam hari itu aku sudah siap dan rela diriku dibangunkan oleh alarm Handphoneku yang sengaja aku setel. Bangun pagi memang menyebalkan apalagi dibangunkan oleh alarm sebuah alat pengingat waktu yang di ciptakan oleh peradaban ini yang selalu saja mengganggu tidur nyenyakku. Alarm pun disetel oleh kita sebenarnya dikarenakan kita sendiri tidak mampu bangun pada waktu yang telah ditetapkan oleh orang diluar diri kita.Hampir segala rutinitas kita terpaku oleh waktu dan juga hampir semua rutinitas kita dimulai dengan waktu dan diselesaikan dengan waktu..Waktu buatku eksis disaat orang mulai patuh terhadap suatu sistem yang memuja sistem waktu padahal alangkah indahnya apabila kita hiraukan waktu lantas hidupi diri kita dengan sepenuhnya tanpa terikat oleh detik,menit dan jam.Ya, kita hargai tidur nyenyak kita,tidur secukupnya lantas bangunlah kita dan lakukanlah apa yag membuat dirimu hidup dan senang. Berjalan-jalan atau mungkin habiskan waktu bareng teman sambil menikmati kopi di suatu tempat.

“aku sudah sampai”begitu bunyi sms darimu lantas aku bergegas bersiap-siap untuk pergi kesana.kupakai celanaku dan kupakai pula sweater belel milik kakaku. Setelah kubuka pintu, perutku terasa sakit sekali rasanya, yang aku pikirkan saat itu hanya satu “aku harus ke kamar mandi dulu sebelum bertemu dengan dirinya”. Penyakit ini selalu menghantuiku, selalu.Mau tidak mau sesudah bangun pagi aku biasanya harus bolak-balik ke kamar mandi sebanyak 3 kali untuk buang air. Sesudah itu barulah aku siap untuk melakukan aktifitasku.


Setelah perutku terasa enakan lantas aku bergegas menuju tempat yang telah kita janjikan. Aku mencarimu di tempat itu,kutemukan dirimu sudah berada di meja makan bukan di tempat biasa yang selalu kita singgahi. Di sana kulihat dirimu sedang menyuap makan yang telah kamu pesan sebelumnya. Disamping kamu ternyata ada satu kursi kosong dan ada makanan yang sudah dipesan yang diatasnya ditutupi plastik bening. Dalam hati aku berkata”oh,itu mungkin makanan buatku” segera aku duduk lalu kubuka plastik bening itu seraya aku mengambil lada,lalu kecap dan membubuhi sedikit makananku dengan kecap asin. Aku menyuapkan makanan tersebut ke dalam mulutku,kuberkata dalam hatiku”waw sempurna”. Tapi setelah itu ada yang membuatku merasa sepertinya ada yang kurang sempurna.”Tempatnya”aku berpikir seperti itu.”yang pindah yuk aku ga mau duduk disini mendingan di tempat biasa aja” kataku “yaudah”katanya. Kita pindah yang tidak jauh dari situ sambil membawa makanan kita masing-masing. Kita makan dengan lahap. Aku menikmati makanan itu tapi dia, aku rasa tidak karena dia berkata”ah aku mau mesen lagi deh buat dikosan ak ga puas soalnya td bubur yg ak pesen kepedesan!””gila lo” jawabku. Sesudah minum dan membayar makanan tersebut aku menerima ajakannya untuk menemaninya pada hari ini. Dia sedang sakit dan apabila sedang sakit dia selalu saja manja dan aku hafal sekali sifatnya yang satu ini.


Sesampai dikosannya kita berdua mencuci kaki dan itu wajib hukumnya teruntuk untuk siapapun yang datang kekosannya termasuk diriku yang notabenenya seorang kekasihnya. Hal itu wajib hukumnya karena dia orangnya sangat menghargai kebersihan khususnya di kamar kosannya beda denganku,kosanku sangat kotor dan berdebu.Setelah mencuci kaki aku menyuruhnya untuk meminum obat yang aku berikan kepadanya,.Dia menurutinya,dia meminum obatnya. Aku menyuruhnya untuk tidur dan tidak les bahasa prancis pada hari ini melihat keadaannya yang pada hari ini tidak jauh beda dengan yang kemarin dan juga dikarenakan jarak yang harus ditempuh begitu jauh Jatinangor-Bandung,jarak yang tidak wajar apabila ditempuh oleh orang yang sedang sakit. Tapi tetap saja dia bersih keras untuk pergi dikarenakan pada pertemuan berikutnya akan diadakan ujian kenaikan tingkat.


Kita berdua berusaha tidur. Dia sudah mulai tertidur sedangkan aku hanya berusaha tidur.Tiba-tiba perutku sakit lagi,aku mau buang air tapi aku tidak mau mengganggu tidurnya karena aku mempunyai kebiasaan buruk apabila buang air aku harus menyalakan kran air dan itu pasti membuat suasana dia menjadi tidak nyaman tapi apa boleh buat dorongan menuju kekamar mandi begitu kuat dan tidak bisa ditahan.Setelah selesai dengan ritualku aku berbenah,aku ingin pulang dan tidak ingin mengganggunya lagi.Aku menutup gorden yang tadinya terbuka setengah secara perlahan.Tiba-tiba dia terbangun dan berkata”yang mau kemana aku mau ditemenin sama kamu aku kan sakit” aku tidak berkata apa-apa dan aku lantas menghampirinya dengan segera.Ya,your wish is my command hun.


Aku menidurkan diriku tepat disamping dirinya dengan posisi tengkurap seraya dengan tidak bosannya diriku untuk terus membujuknya agar tidak les bahasa Prancis pada hari ini mengingat badannya yang masih panas dan batuknya yang juga belum sembuh. Dia tetap berkata”aku mau les soalnya sebentar lagi ujian”, “kan kamu masih sakit yang”jawabku Mau tahu tanggapannya tapi ternyata.dia tidak menjawab sepatah katapun karena dia terkonsentrasi pada acara televisi. Tiba-tiba dia berkata padaku”yang hari ini kan tanggal 1 wah kita sembilan bulanan nih”seperti biasa pula setiap bulannya aku hanya membalas dengan senyuman. Menurutku hari jadi yang tiap bulannya dirayakan oleh sepasang kekasih buatku hari tersebut biasa-biasa saja karena menurutku tidak ada istimewanya sama dengan hari lainnya.Mungkin menurut dia aku termasuk lelaki yang aneh karena selalu lupa dengan hari jadi kita berdua dan setiap bulannya pada hari tersebut tidak satu hadiah pun ada di tangannya ataupun di kamar kosannya.Tak ada yang marah,tak ada yang senang dan tak ada yang berharap kado pada saat hari jadi ini.Mungkin.

Setelah dia berhasil mengingatkan pada hari jadi kita dia lantas mengambil Handphonenya yang pada awalnya aku tidak tahu dia akan menelfon siapa.Tiba-tiba dia berbicara bahasa Prancis, “oh guru lesnya” pikirku. Setelah dengar pembicaraan yang dilakukan oleh dia dan gurunya ternyata dia meminta izin untuk tidak masuk pada hari ini dan ternyata toh hari ujian jatuhnya pada tanggal 22 Desember bukan pada hari ini setelah saya berhasil mengupingi percakapan mereka.


Beberapa menit kemudian ada telfon masuk dari Handphonenya. Aku tidak mengupinginya kali ini.Malas saja aku terus mengupingi percakapan dia. Tanpa diminta dia menjelaskannya apa yang dia bicarakan barusan,temannya ingin meminjam duit,wajar ini awal bulan dan seperti biasanya anak kosan yang masih dihidupi oleh orang tuanya biasanya dikirimi uang sekitar tanggal 3-5. Sekitar 15 menit kemudian ada yang mengetuk pintu kamar, “ah mungkin dia”pikirku ternyata benar.Dengan tidak basa-basinya temannya dia lantas menghampiri ranjangya sambil tidur-tiduran. Karena mereka sibuk membicarakan masalah kuliahnya lantas aku mengambil rokok dan mulai membakarnya di depan pintu kamarnya. aku malas lagi membicarakannya semuanya ditulisan ini. Aku tambah sadar bahwa ternyata aku sudah mulai membatasi diriku dengan dunia ini. Sebuah konsekuensi yang harus aku terima karena dibalik tulisan ini ada pembicaraan antara kita berdua mengenai masa depan dan aku terlalu malas untuk membicarakan maupun menulisnya.