Jumat, 15 Januari 2010

AKU JANJI PADA DIRIKU SENDIRI AKU AKAN SELALU BANGUN DAN TIDAK AKAN PERNAH TIDUR

Aku tadi baru saja makan, sekarang aku kenyang namun aku tahu ada orang disekelilingku baik yang kukenal maupun tidak kukenal yang sampai saat ini masih berusaha mencari uang untuk memenuhi kehidupannya, termasuk memenuhi kebutuhan akan rasa lapar.Kebutuhan dasar manusia selain seks.

Jika dirunut kembali aku masih ingat sebelum aku makan tadi, aku sama sekali tidak memegang uang sepeser pun. Yang ada hanya rokok Djarum Superku,itupun sebatang.Uang di dompetku memang sudah menipis dari seminggu yang lalu.Sebabnya, akupun tak tahu. Karena aku merasa jalani hari demi hari paling-paling hanya makan sehari dua kali ditambah rokok,nonton bioskop itu juga hanya sesekali.Jalan-jalan sekitar bulan ini?itu juga tidak pernah. Yang aku tahu hanya akibatnya sekarang yaitu: uangku sudah habis titik.

Selang beberapa hari disaat keuanganku menipis aku memberanikan diri untuk memberitahukan diriku saat ini sedang tidak punya uang kepada mereka, orang tuaku dan pada akhirnya tadi, aku mendapat suntikan dana kembali dari mereka(karena anak takdir sebenarnya ialah sang parasit buat orang tua).Di sms lah aku oleh ayahku bahwa uang sudah ditransfer.Sorenya aku pun mengambilnya.Kuambil pecahan dua puluh ribu agar mudah aku membeli barang yang harganya murah karena biasanya apabila kelipatan lima puluh ribu hingga seratus ribu pedagang malas untuk melayaniku yang punya kebiasaan membeli rokok hanya tiga batang saja. Alasannya dari dulu sama:tidak ada kembaliannya A’.

Setelah mengambil uang aku pun langsung membeli beberapa kebutuhanku seperti pulsa,rokok dan makanan. Menu makan malamku kali ini ialah ayam presto.Ayam goreng yang bertulang lunak yang di dalamnya kita bisa menambah tambahan variasi seperti kol dan usus goreng.

Ritual makan malamku sudah selesai. Aku seperti lupa daratan karena menemukan titik nyaman ; aku saat ini sudah menyimpan uang di dompetku. Baru berjalan beberapa meter dari tempat makanku tadi,semua berubah. Pikiranku tiba-tiba menjalang. Aku melihat tukang jagung bakar yang kemungkinan besar tidak punya daya saing besar dengan pasar Jatinangor(dengan kios-kios makanan kecil lainnya),seperti halnya Indonesia menjalin hubungan perdagangan bebas dengan Cina. Yang punya tujuan buatku pribadi ialah berusaha untuk membunuh dirinya sendiri.

Aku tetap berjalan kala itu namun setelah melangkah sekitar dua langkah seperti ada cahaya kilat yang menghampiriku,lalu muncul rasa dan akupun tahu rasa itu.Itu iba. Iba yang aku maknai sebagai rasa khawatir,rasa sakit jika melihat saudaranya sendiri dibunuh pelan-pelan oleh keadaan yang tidak pernah adil bagi hidupnya.

Lalu kuurungkan niatku untuk terus terus tetap berjalan. Aku berbalik ke belakang menghampiri pedagang jagung bakar tersebut. Aku bilang padanya” A’ jagung bakar satu” ,pedagang jagung bakar itupun langsung segera bangun dari duduknya dan sesegera mungkin membakarkan jagungnya itu buatku. Aku bertanya lagi padanya “ baru A’ dagang disini? Soalnya saya ga pernah ngeliat AA’ dagang disini”, dia pun menjawab “ iya A’ saya baru jualan didieu,ini juga nyoba-nyoba”. Mendengar jawabnya aku tidak mengeluarkan respon apapun.Setelah menunggu jagung bakarku jadi. Aku bertanya lagi padanya “berapa A’? dia menjawabnya “dua ribu aja A’. Aku membayarnya dan berucap “nuhun A’ semoga yang beli rame A’ soalnya malem ini lagi dingin” dia pun menjawab “ iya A’ “, sambil tersenyum. Setelah jagung bakarku jadi aku pun mengucapkan terima kasih lagi lalu aku melangkah,langkah kali ini sedikit mudah tidak seberat tadi namun tetap saja pikiranku masih saja menjalang.

Sesampainya aku dikosan aku lalu ke kamar temanku.Kuberikan temanku itu jagung bakar yang telah kubeli tadi karena aku sudah kenyang. Tanpa berbasa basi dengannya aku langsung masuk ke kamarku. Aku kunci kamarku lalu mulailah sebuah petualangan rasa dan pikir di dalam kamarku .Kunyalakan dupa,duduk dengan tenang lalu mulai kutarik nafas dalam-dalam.

Cerita petualangan ini berawal ketika aku mulai menolak sistem amal,zakat dan sumbangan. Aku menolaknya dengan keras karena satu alasan dengan cara itu manusia tidak akan melihat manusia sebagai manusia. Yang memberi amal,zakat atau sumbangan meskipun niat mereka baik namun tetap saja jatuhnya ada suatu kecelakaan prosedural yang salah dalam sebuah sistem kebudayaan seperti ini.Mungkin kalian sudah tahu kata-kata mutiara seperti “tangan diatas lebih baik ketimbang tangan yang di bawah”. Dengan kata-kata tersebut sudah jelas bukan, nilai kebaikan punya siapa dan yang akan mendapatkannya siapa.

Dalam petualangan alam bawah sadarku, aku pun tidak bisa memungkiri cara orang beramal,berzakat dan memberi sumbangan itu ialah salah satu cara yang efektif namun……




Aku membuang nafas secara perlahan,kubuka kedua mataku. Aku sadar untuk kesekian kalinya, aku tahu siapa-siapa saja yang harus kubuat mampus untuk kedepannya. Semoga diriku panjang umur agar aku mampu membunuh mereka dengan tanganku sendiri.Dengan panah Rama untuk membungkam Rahwana dan para raksasa yang menahan kekasihnya,Shinta.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

"Aku membuang nafas secara perlahan,kubuka kedua mataku. Aku sadar untuk kesekian kalinya, aku tahu siapa-siapa saja yang harus kubuat mampus untuk kedepannya. Semoga diriku panjang umur agar aku mampu membunuh mereka dengan tanganku sendiri.Dengan panah Rama untuk membungkam Rahwana dan para raksasa yang menahan kekasihnya,Shinta."

gw siap membantu...titik.
-igon-